Minggu, 09 Maret 2014

Sekelibet curhatan random tentang skoliosis dan fashion

Dulu pernah nonton sama Cahyo, filmnya berjudul Mika, tentang anak yang tulang punggungnya kelainan gitu, namanya skoliosis, yaaa intinya tulangnya bengkok gitu lah (lebih jelasnya hubungi google). Dia harus pake brace untuk nahan tulang punggungnya biar nggak makin parah. Dia nggak PD pake begituan trus akhirnya dia merasa  PD sejak kenal cowok namanya Mika dan seterusnya.

Pada saat itu saya mikir “lebai ah nih film, skoliosis kan bengkok aja, pake brace juga apa susahnya sih”. Gitu. Akhirnya beberapa bulan kemudian saya kualat sodara-sodara. Ini entah kenapa pinggang sering banget sakit dan setelah rontgen dokter menyarankan saya pake brace soalnya tulang saya ada yang bengkok ke kanan, sedikit sih, paling-paling 10 derajat, cumaaaa sakitnya kalo salah posisi bisa langsung bikin kaki lemes seketika. Bedanya sama di film, saya pake lumbar brace yang cuma sebatas pinggang sampe kira-kira setengah punggung lah, bukan spinal brace kayak yang dipake di film Mika. Rasanya gimana? Sumpah ternyata kayak digips!!! Kaku.  Nggak nyaman. Bener-bener dipaksa tegak deh.

Gitu aja lah. Sekian.

Eh, belum sekian ding. Gini, mau curhat dikit lagi yang intinya “Awas aja kalo one day ‘brace’ jadi sesuatu yang fashionista dengan berbagai warna dan bentuk”.  Masalahnya gini nih, dulu pas saya pake kawat gigi, kawat gigi adalah sesuatu yang mengundang bully-an dan diterjemahkan dengan seseorang yang culun dan jelek. Ketika gigi saya sudah lumayan rapih dan kawat itu dilepas, kawat gigi menjadi trendnya anak muda dan diterjemahkan sebagai  anak yang menarik dari kaum sosialita nan gaul. Begitu juga dengan kacamata, dulu pas pertama kalinya pake kacamata dengan kaca yang tipis karena minusnya masih sedikit, kacamata adalah hal yang “iyuuhhh”. Ehhh, sekarang jadi trend. Saya masih pake kacamata sih sekarang, bisa ngikutin trend juga, tapi sayangnya minus saya udah banyak, jadi ya tetep aja “iyuuuhhh”. Huft, kenapa trendnya nggak dulu aja sih pas minus mata saya masih sedikit dan masih pake kacamata tipis?
Karena hal itulah saya mikir, “semoga brace bukan menjadi trend masa depan yang membuat saya makin gondok sama trend fashion dan membuat orang jadi bangga sama sakit tulang punggung”


Sekian beneran. Terima duit.

Rabu, 19 Februari 2014

Etika Penonton Fashion Show


Akhir-akhir ini seringkali kebetulan nonton acara yang membahas tentang fashion dan menayangkan bagaimana suasana fashion show. Sejujurnya saya memang sama sekali nggak pernah datang, eh, nggak pernah diundang ding... dalam acara seperti itu, maklum lah saya bukan kaum red carpet yang kenal dengan para designer handal. Okay skip!

Menariknya, beberapa penonton membawa notes dan mereka menuliskan sesuatu sehingga saya penasaran, “emangnya ada etika kalau nonton fashion show itu harus bawa notes gitu ya?”. Singkat cerita, saya browsing deh. Selain karena penasaran, saya nggak mau dong kalau suatu hari saya kebetulan diundang dan nggak tahu menahu tentang etika nonton fashion show sehingga clingak clinguk nggak jelas dan dicap sebagai kaum kerak bumi lapisan ketujuh yang nyasar nonton fashion show karya designer terkenal. Daaaaannnnn, hasil browsing’an saya mengatakan bahwa nggak ada kewajiban untuk membawa notes dan semacamnya, berarti mungkin fashion show yang saya tonton di televisi itu kebetulan sebagian besar penontonnya adalah wartawan yang sedang meliput pagelaran busana tersebut. Tapi, di luar itu ternyata memang ada hal-hal yang sepertinya harus diperhatikan saat menonton fashion show agar kita nggak mengganggu atau malu-maluin di acara keren kayak gitu. Ini, baca deh!!!

1. Duduklah sesuai dengan yang tertera pada undangan dan datang tepat waktu
Saya rasa ini jelas yahh, duduklah di tempat yang sesuai dengan undanganmu pada waktu yang telah tertera. Kalo nggak tau, tanya aja ke panitianya beberapa waktu sebelumnya daripada salah trus jadi ganggu orang sekitarmu. Gak asik banget pastinya.

2. Sopan
"Ketika duduk di barisan depan, maka Anda adalah bagian dari pertunjukan," ujar Grant Capriotti, produser pertunjukan karya Aurelio Costarella dan Wheels & Dollbaby. Jadi, para penonton terutama yang mendapat tempat duduk di bagian depan, udah pasti dong dilihat orang-orang di belakangmu, jadi tolong jangan malu-maluin. Yang pasti, jangan berisik, melambaikan tangan ke teman yang berada di seberang,  histeris sendiri melihat idola sedang berlenggak lenggok, apalagi mencibir. Hal itu nggak menghargai acara banget, padahal 5 menit yang kamu lihat dalam fashion show adalah 5 bulan atau bahkan 5 tahun kerja keras para designer. Penghargaanmu sebagai penonton yang sopan dan berperilaku menyenangkan merupakan hadiah terbesar bagi para designer.

3. Jangan mengganggu pandangan orang di belakang anda
Ini nih!!! Penting. Dalam beberapa pertunjukan termasuk fashion show, kursi yang disediakan bukanlah seperti kursi yang berada pada GOR lapangan basket ataupun bioskop sehingga tolong hargai orang yang berada di belakangmu. Beberapa gangguan yang sering terjadi adalah ketika seseorang ingin merekam objek  di depannya, dia meletakkan kamera ataupun gadget berkamera dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi di atas kepala. Settdah... kalo gaya ngrekam lo kaya gitu, orang belakang lo mah cuma kebagian nonton kamera atau gadget nista lo doang!

4. Bersikaplah elegan hingga akhir acara
Tata krama hingga akhir acara harus ditegakan. Jangan sampai deh kayak Lindsay Lohan yang diundang after party pertunjukan Marc Jacobs diketahui melempar gelas ke sejumlah fotografer hanya enam menit setelah pesta dimulai. "Tetaplah terlihat elegan. Tetap bertahan hingga pesta usai hanya demi suvenir bukanlah hal yang keren," kata Newton.


Ya, begitulah, semoga kapan-kapan kita bisa diundang di acara fashion show designer terkenal ya. Aamiin :D

Sabtu, 15 Februari 2014

Begitu juga dalam Menyikapi Valentine

Agak telat mungkin ya saya membicarakan Hari Valentine ini. Di lapak sebelah udah banyak banget ngebahas tentang sejarah valentine sehingga saya nggak akan bahas lagi di sini. Saya cuma pengen nulis tentang pendapat saya tentang valentine. Valentine sering dikaitkan dengan haram bagi umat Islam. Oke lah iya, tapi saya juga belum tahu hadist mana yang mengungkapkannya. Tapi, yang saya garis bawahi di sini adalah kalau keyakinanmu tentang valentine itu adalah haram, ya udah nggak usah ngrayain. Simple kan?! Kalo menurut saya sih ya, ketika menurutmu suatu hal itu bisa meningkatkan rasa sayangmu kepada orang yang halal untuk kamu atau kepada sesamamu, ya silakan menjalani, tapi ketika enggak, ya nggak usah ikut menjalani, diamlah aja, minimal nggak usah berlebihan lah. Begitu juga dalam menyikapi valentine, menurut saya :D

Selasa, 21 Januari 2014

Nyari teori cinta jangan di search engine

Kadang saya sebel sama banyaknya tips dan trik tentang cinta di dunia maya dan kemudahan untuk mencarinya melalui search engine. Kalian bisa bayangin nggak sih bakal ada orang yang idealis banget tentang cinta dan hubungan karena keseringan baca hal-hal semacam itu? Sebenernya kalo bacanya sedikit terus dipraktekin gitu mah gapapa, tapi apa jadinya kalo dia hobi baca tapi ga punya pasangan? Giliran punya pasangan, dia bakal mengidealiskan cinta dan pasangannya jadi sesuai sama yang pernah dia baca. Padahal, banyak banget orang yang benci berhubungan sama orang yang sotoy tentang cinta. Makanya, lebih banyak orang yang nyaman sama playboy/playgirl daripada kutubuku cinta soalnya si playboy/playgirl ga kebanyakan teori, dia cuma ngjalanin aja sesuatu yang bikin pasangannya seneng walaupun mungkin itu gak sesuai teori yang ada. Kalo bareng kutubuku cinta? Cinta cuma bakal kayak rumus dan hafalan. Gak bisa dirasain.

Dulu jamannya search engine ataupun internet nggak ada, kalo orang mau belajar tentang cinta kalo nggak nanya orang lain ya baca buku, paling nggak dia ngdapetinnya nggak instant lah, paling enggak di buku tuh penjelasannya lengkap nggak kayak di artikel yang kalian dapetin dari search engine. Nah sekarang? Gampang banget ngdapetinnya!!! Mana ilmunya cuma setengah-setengah pula. Misalnya deh, artikel yang bilang tentang “berikan perhatian dengan menanyakan kabar”. Hal ini sebenernya nggak melulu dan nggak secara straight harus diungkapkan dengan “halo kamu apa kabar” kan?! Masih bisa loh dieksplor dengan cara lain misalnya “Ciyee yang sibuk ujian, gmn tadi? Lancar?” atau “Pak Bos meeting mulu ya. Tuh perut nangis2, belum makan kan?! Makan yuk :D" atau apa lah, dikombinasiin sama apa lah... Paling enggak akan jadi sesuatu yang lebih hangat. Begitu juga artikel yang bilang tentang “berikan perhatian dengan bilang sayang”. Sumpaaahhh itu bukan hal yang straight dan hanya bisa dengan mengucapkan “aku sayang kamu”. Begitu juga artikel yang bilang tentang “berikan perhatian dengan mengucapkan terima kasih”. Jangan sampe deh gara-gara artikel itu terus kalian marahan sama pacar cuma karena si pacar nggak sejalan dengan teori yang kalian terjemahkan secara straight . Westalahhh, dalam hubungan, teori itu nggak jadi dasar, yang penting mah bisa bahagia bareng dan nyaman itu udah cukup. Daripada nyari teori cinta di search engine, mending nyari tau ke pacar ente sendiri aje, perhatiin aja pacar ente senengnya kayak gimane. Beres dah!! Ente jadi diri sendiri aje, jangan nyontek teori banget, ntar ente malah jadi kayak robot, kaku. Menurut ane sih gitu Tong...