“Halal mah Bebas"
Kata yang sering
banget kita dengar akhir-akhir ini, diucapkan oleh anak muda di Indonesia raya
tercinta. Nggak salah juga sih, kalau teman-teman sudah menyandang status suami
dan istri mah memang bebas, dalam artian melakukan hubungan intim yang
sedalam-dalamnya pun tidak mendapatkan dosa melainkan mendapatkan pahala.
Begitu ya maksudnya?!
Iya, saya juga memahami
dengan pernyataan bebas ketika sudah menyandang status suami istri dan hal yang
pada awalnya dosa pun akan menjadi pahala, namun bicara tentang hal tersebut
bukan berarti teman-teman bisa bebas bermesraan di manapun. Menurut hemat saya
sih gitu.
“Lhoh kan udah
suami istri, bermesraan dengan pasangan halal kan dapat pahala”
“Iya sih, tapi
kalau bermesraannya di depan umum atau di tempat yang orang lain bisa melihat aktifitas
teman-teman, apakah itu tidak menimbulkan penyakit bagi yang melihat?”
Pernah nggak sih
terpikir…
Ketika
teman-teman bermesraan di tempat umum, bisa jadi ada orang lain yang risih, bisa
jadi ada orang lain yang iri atas kemesraan tersebut, bisa jadi ada orang lain
yang berpikir “aku ingin segera menikah agar bisa bebas bermesraan
sebebas-bebasnya”.
Atau malah hal
tersebut yang membuat teman-teman bangga? Semoga bukan begitu ya.
Saya pernah loh
diajak menikah dengan ditodong.
“Aku pengen kita
nikah. Gmn? Aku kasih waktu sampe bulan depan, kalau kamu masih bingung, aku
udah nggak bisa nunggu!!!”
Gile aje, lu mau
beli ikan aja kudu nawar baek-baek. Ini mau ngajak nikah udah kayak malakin
orang. Walhasil, saya tolak. Saya masih punya hati yang ingin disayang dan
diminta baik-baik, bukan ditodong.
Untuk kasus
saya, saya kurang tau apa alasannya, tapi untuk kasus yang lain bisakah terjadi
karena dampak dari kemesraan teman-teman di depan umum? Bisakah hal tersebut
terjadi karena seseorang iri dan terpicu untuk segera bisa menjadi seperti
teman-teman?
In My Sotoy
Opinion, BISA!
Teman-teman, percayalah,
tidak ada salahnya untuk menjaga perasaan sekitar kita, terutama untuk yang
belum dipertemukan dengan jodoh terbaiknya, atau mungkin sedang bermasalah
dengan pasangannya, atau mungkin baru saja ditinggal oleh pasangannya, dan
lain-lain.
Kalau bicara
tentang pahala dan dosa, mencari pahala dengan pasangan tidak harus dengan cara
menyakiti perasaan orang lain juga kan ya?! Setau saya sih menyakiti perasaan
orang lain juga dosa, belum lagi ketika kegiatan teman-teman tersebut membuat
orang yang melihat menjadi ingin menikah dengan niat yang kurang benar, ingin
cepat menikah tanpa pertimbangan yang matang, mengidentikkan pernikahan dengan bebas
bermesraan di manapun misalkan, padahal pernikahan memiliki permasalahan
seabrek di dalamnya. Apakah tidak akan menjadi lingkaran setan yang mulek
begitu-begitu saja polanya?
Maka dari itu,
marilah kita saling menjaga perasaan, marilah kita telaah lagi apa niat kita
ketika bermesraan, kalau niatnya membuat orang lain iri, boleh ditahan
keinginannya, tapi kalau memang niatnya ingin menyenangkan pasangan, silakan
dengan bijaksana melakukannya di tempat yang semestinya.
Ekspresi cinta
boleh ditumpahkan di mana-mana? Kalah dong sama sisa air minum. Air minum aja
punya tempat, hanya boleh ditumpahkan di tempat cuci piring.
Menyalurkan
hasrat boleh di mana-mana? Kalah dong sama penyaluran sumbangan. Sumbangan aja punya
tempat, harus disalurkan di posko yang tepat.
Halal mah bebas?
Guys, ke seminar MLM yang lu jadiin bahan olokan aja kudu bebas rapi, masa’
mesra-mesraan bisa bebas tanpa aturan…
Yuk, hargai diri
sendiri dan pasangan, yuk bijak menggunakan ajaran agama serta bersama-sama
menjaga perasaan.
Salam cinta dan
kasih sayang dari seorang umat yang menginginkan kedamaian.