Kamis, 15 Oktober 2015

Sekelibet cerita tentang perasaan

Lagi baper nih.

Tentang love? Bukan. Kalau tentang itu, biarlah saya sama Tuhan aja yang tahu. Ini tentang yang lain. Sama dalamnya. Tentang agama. Tentang perbedaan.

Bicara tentang agama, saya tinggal di Indonesia yang katanya Bhinneka Tunggal Ika dan ada beberapa agama yang diakui. Saya sendiri memeluk agama Islam. Kebetulan, saya juga punya sepupu yang berbeda agama dengan saya, namanya Danis, dia Kristen. Kebetulan lagi, sahabat baik saya juga memeluk agama Kristen. Zipora namanya. Menurut saya, semua agama itu baik, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, semuanya baik dan pantas untuk dihormati. Bahkan sebenarnya saya juga punya teman atheis, dan saya tetap menyadari bahwa tidak ada alasan untuk tidak berteman hanya karena beda kepercayaan. Toh dia baik dan menghormati saya sebagai muslim.


Akhir-akhir ini saya merasa saling menghormati itu damai. Saya kadang mengingatkan Danis dan Zipora untuk ke gereja. Saya juga beberapa kali mengatakan “Salam untuk Tuhan ya, nitip doa juga, doa yang baik untuk kita semua”. Sama halnya dengan mereka, mereka juga mengingatkan saya untuk sholat 5 waktu. Bahkan Zipora juga bersedia menghubungi saya untuk sekedar membangunkan saya ketika saya berniat sholat malam atau sahur. Damai rasanya, terasa tulus, walaupun kami beda dan tidak ada keuntungan ketika saling mengingatkan.


Sampai akhirnya hari ini saya melihat video berita yang dishare Zipora di fb. Dia sedih akan kejadian di Jawa Barat di mana beberapa gereja dibakar oleh orang yang mengaku muslim radikal. Banyak yang dirusak, dicorat-coret, dan perbuatan lainnya. Saya merasa ikut sedih dan menyesalkan kejadian itu, entah kenapa saya sampai minta maaf atas kejadian tersebut. Saya juga bertanya-tanya, apa benar Indonesia masih Bhinneka Tunggal Ika? Apa benar negara saya ini masih mengakui 6 agama? Kalau jawabannya memang “masih” dan kamu juga jawab “iya, masih”, marilah sama-sama saling menghormati, tidak memprovokasi dan mudah terprovokasi, saling menjaga hubungan. Apapun kepercayaan kamu, saya juga berharap mari sama-sama berdoa agar Indonesia tetap Bhinneka Tunggal Ika, tetap rukun, dan tidak akan pernah lagi ada pertengkaran antar umat beragama, antar suku, atau apapun J