Selasa, 15 November 2011

Postingan Setelah Saya Melihat Berita SADIS tentang Pembantaian Orangutan Kalimantan


"Orangutan, saya atas nama manusia minta maaf ya atas pembunuhan spesiesmu dengan cara yang menyakitkan, bahkan setiap pembunuhan dengan memenggal kepalamu akan dihargai sekian rupiah, semoga mereka segera sadar ya. Semoga spesiesmu yang sudah mati mendapat tempat terindah dan yang masih hidup akan selalu dalam perlindungan-Nya. Amin"

Saya bukan pengikut teori Darwin, but somehow ini air mata bisa tumpah loh liat berita tentang orangutan Kalimantan yang dibantai demi kepentingan proyek. Kalo anda sedang ketawa atas pengakuan aneh ini, coba deh anda searching tentang pembantaian orangutan Kalimantan, cari berita dan gambarnya. Orangutan pada luka-luka, ada juga yang udah mati. Saya rasa anda juga akan miris walaupun mungkin tidak sampai meneteskan air mata.

Orangutan nggak terlalu ganggu kita, wajah dia juga melas kayak gitu, kalo dia senyum bisa jadi hiburan bagi kita, terus tiba-tiba disiksa dan dibunuh gitu aja demi kepentingan proyek dan si dalang pembantaian mau membayar sekitar 2 juta rupiah per kepala orangutan. Jadi, orangutan tuh bukan cuma dibunuh biasa, tapi dipenggal, dan orang-orang pada berebut memenggal demi uang 2 juta rupiah. SADIS saya pikir, seperti menjual komponen hati dan perasaan dengan 2 juta rupiah.

Saya jadi berpikir apakah nggak ada hukum tentang pembantaian ini?

Jawaban : ADA

Bahkan setelah saya baca di kompas.com, saat The Nature Conservancy (TNC) dengan Perhimpunan Pemerhati dan Peneliti Primata Indonesia (Perhappi meneliti tentang pembantaian ini, 691 pembunuhan itu, 90 persennya dilakukan responden dan pembunuhan bukan tanpa kesadaran tentang status dilindungi orangutan alias mereka TAHU konsekuensi hukumnya.

“Selain dilindungi Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya, fauna ini diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah (Lembaga Konservasi Internasional/IUCN 2010) dan terdaftar dalam Apendix I Konvensi Perdagangan Internasional Flora dan Fauna (CITES) yang melarang setiap perdagangan, baik nasional maupun internasional pada individu liar, tangkapan, ataupun bagian tubuhnya.
Belum adanya supremasi hukum, menurut Neil Makinuddin, Manajer Program Kehutanan TNC Indonesia, seolah menciptakan pembunuhan atas orangutan merupakan hal yang wajar. Pada sejumlah kasus, pembukaan perkebunan atau usaha lain terkait hutan, pembunuhan orangutan sering kali dianggap hal yang biasa dan merupakan pilihan yang mudah.”

INDONESIA… wajar banget deh, hukumnya bisa dibeli murah, obral hukum
euy (-_-!!)

Padahal seandainya bumi boleh memilih, mungkin bumi bakal milih orangutan yang tetap hidup dan manusia aja yang mati. Gimana enggak?  Orangutan itu penyebar biji yang efektif loh. Tutupan hutan Kalimantan dan Sumatera yang nggak lain adalah penyeimbang iklim lokal dan global sebenernya hasil dari peran orangutan di dalamnya. Sedangkan manusia? Cuma bisa ngrusak lahan sana-sini demi keuntungan material semata. Kalo dalam jumlah wajar mah gapapa, tapi kayaknya kodrat manusia itu nggak pernah bisa puas deh. Fiuuhh, semoga saya dan anda termasuk manusia yang bisa menahan kerakusan ini. Amin.

Ada satu lagi nilai kehidupan yang sebenarnya bisa dicontoh dari orangutan. Pejantan yang masih belum kawin sangat agresif apabila ada betina yang sedang dalam masa subur, tapi begitu kawin, mereka akan jauh dari sikap agresif bahkan cenderung menghindar dari betina yang sedang dalam masa subur. Nah, orangutan aja bisa jaga nafsu, masa’ manusia kalah sih? Jangan maen asal colok, flashdisk kalo maen colok sana sini aja bisa kena virus, apalagi yang lain… #nomention

2 komentar:

  1. ya ampun da.. ngenes begitu tau ada imbalan gitu buat ngebunuhin orangutan.. manusia.. manusia.. :(

    BalasHapus
  2. ngenes banget, ada yang sempat terselamatkan tapi udah luka-luka. kasihan wes mbakkk :'(

    BalasHapus