"Orangutan, saya atas nama manusia minta maaf ya atas pembunuhan spesiesmu dengan cara yang menyakitkan, bahkan setiap pembunuhan dengan memenggal kepalamu akan dihargai sekian rupiah, semoga mereka segera sadar ya. Semoga spesiesmu yang sudah mati mendapat tempat terindah dan yang masih hidup akan selalu dalam perlindungan-Nya. Amin"
Saya bukan
pengikut teori Darwin, but somehow ini air mata bisa tumpah loh liat berita
tentang orangutan Kalimantan yang dibantai demi kepentingan proyek. Kalo anda
sedang ketawa atas pengakuan aneh ini, coba deh anda searching tentang pembantaian
orangutan Kalimantan, cari berita dan gambarnya. Orangutan pada luka-luka, ada
juga yang udah mati. Saya rasa anda juga akan miris walaupun mungkin tidak sampai
meneteskan air mata.
Orangutan
nggak terlalu ganggu kita, wajah dia juga melas kayak gitu, kalo dia senyum
bisa jadi hiburan bagi kita, terus tiba-tiba disiksa dan dibunuh gitu aja demi
kepentingan proyek dan si dalang pembantaian mau membayar sekitar 2 juta rupiah
per kepala orangutan. Jadi, orangutan tuh bukan cuma dibunuh biasa, tapi
dipenggal, dan orang-orang pada berebut memenggal demi uang 2 juta rupiah.
SADIS saya pikir, seperti menjual komponen hati dan perasaan dengan 2 juta
rupiah.
Saya jadi
berpikir apakah nggak ada hukum tentang pembantaian ini?
Jawaban :
ADA
Bahkan setelah saya baca di kompas.com, saat The Nature
Conservancy (TNC) dengan Perhimpunan Pemerhati dan Peneliti Primata Indonesia
(Perhappi meneliti tentang pembantaian ini, 691 pembunuhan itu, 90 persennya
dilakukan responden dan pembunuhan bukan tanpa kesadaran tentang status
dilindungi orangutan alias mereka TAHU konsekuensi hukumnya.
“Selain dilindungi Undang- Undang
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya,
fauna ini diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah (Lembaga Konservasi
Internasional/IUCN 2010) dan terdaftar dalam Apendix I Konvensi Perdagangan
Internasional Flora dan Fauna (CITES) yang melarang setiap perdagangan, baik
nasional maupun internasional pada individu liar, tangkapan, ataupun bagian
tubuhnya.
Belum adanya supremasi hukum,
menurut Neil Makinuddin, Manajer Program Kehutanan TNC Indonesia, seolah
menciptakan pembunuhan atas orangutan merupakan hal yang wajar. Pada sejumlah
kasus, pembukaan perkebunan atau usaha lain terkait hutan, pembunuhan orangutan
sering kali dianggap hal yang biasa dan merupakan pilihan yang mudah.”
INDONESIA… wajar banget deh, hukumnya bisa dibeli murah, obral
hukum
euy (-_-!!)
Padahal seandainya bumi boleh memilih, mungkin bumi bakal milih orangutan
yang tetap hidup dan manusia aja yang mati. Gimana enggak? Orangutan itu penyebar
biji yang efektif loh. Tutupan hutan Kalimantan dan Sumatera yang nggak lain
adalah penyeimbang iklim lokal dan global sebenernya hasil dari peran orangutan
di dalamnya. Sedangkan manusia? Cuma bisa ngrusak lahan sana-sini demi
keuntungan material semata. Kalo dalam jumlah wajar mah gapapa, tapi kayaknya
kodrat manusia itu nggak pernah bisa puas deh. Fiuuhh, semoga saya dan anda
termasuk manusia yang bisa menahan kerakusan ini. Amin.
Ada satu lagi
nilai kehidupan yang sebenarnya bisa dicontoh dari orangutan. Pejantan yang
masih belum kawin sangat agresif apabila ada betina yang sedang dalam masa subur,
tapi begitu kawin, mereka akan jauh dari sikap agresif bahkan cenderung menghindar
dari betina yang sedang dalam masa subur. Nah, orangutan aja bisa jaga nafsu, masa’
manusia kalah sih? Jangan maen asal colok, flashdisk kalo maen colok sana sini
aja bisa kena virus, apalagi yang lain… #nomention
ya ampun da.. ngenes begitu tau ada imbalan gitu buat ngebunuhin orangutan.. manusia.. manusia.. :(
BalasHapusngenes banget, ada yang sempat terselamatkan tapi udah luka-luka. kasihan wes mbakkk :'(
BalasHapus